WAKTU-WAKTU BERZIKIR
Kalau sekarang sudah terbukti bahwa zikir itu sangat penting sekali seperti telah saya utarakan bahwa Allah Ta’ala berfirman:
“Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan Salat maka berzikirlah kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring di atas rusukmu.” (An-Nisa: 104)
Maka perlu diketahui kapan saja kita hendaknya berzikir. Memang seyogianya kita harus berzikir kepada Allah setiap saat, ternyata berkenaan dengan Rasulullah saw Siti Aisyah ra pernah bersabda:
كَانَا رَسُوْلُ اللهِ يَذْكُرُ اللهَ فِى كُلِّ حِيْنٍ
“Rasulullah saw biasa berdzikir kepada Allah setiap saat.” (Sunan at-Tirmidzi, Kitab ad-Da’waat, bab maa jaa-a an da’watul muslimi mustajabah)
Namun, di dalam Al-Qur’anul Karim Allah Ta’ala menyebutkan beberapa waktu yang istimewa, sebagai berikut:
وَذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً
“Dan ingatlah nama Tuhan engkau pada waktu pagi dan petang.” (Ad-Dahr/Al-Insan: 26)
Kedua waktu itu (pagi dan petang) mempunyai derajat yang tinggi. Adapun kata bukrah di dalam bahasa Arab itu dikatakan kepada waktu di antara fajar menyingsing sampai matahari terbit. Ditilik dari segi pandang ini maknanya ialah semenjak Shalat pagi sampai matahari terbit hendaklah berzikir. Itulah waktu yang pertama.
Adapun waktu yang kedua adalah ashiil. Kita mengetahui dari lughat (kamus), kata ashiil itu dikatakan kepada waktu sejak ashar sampai matahari terbenam.
Adapun waktu yang ketiga, yang keempat, dan yang kelima adalah yang diterangkan di dalam ayat-ayat berikut ini:
“Maka bersabarlah engkau atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah kepada Tuhan engkau dan sampaikanlah puji-pujian terhadap-Nya sebelum matahari terbit dan sebelum terbenamnya (kedua waktu ini telah disebutkan, yakni Salat shubuh dan Salat ashar, peny.); dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian malam hari (yakni Salat maghrib dan isya, peny.) dan pada kedua bagian siang hari (Salat dzuhur, peny.) supaya engkau dapat mencapai segala apa yang engkau inginkan.” (Tha Ha, 20: 131)
Waktu Zikir Sesudah Menunaikan Salat Wajib
Waktu zikir yang keenam adalah sesudah menunaikan tiap-tiap Shalat, sebagaimana sudah menjadi Sunnah Rasulullah saw Ibn Abbas mengatakan bahwa “ketika kami berada di jarak jauh maka dari zikir Antas salaam wa minka(s) salaamu yaa dzal jalaali wal ikraam, kami mengetahui bahwa Shalat sudah usai. Jadi, zikir sesudah Shalat ialah:
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَ مِنْكَ السَّلاَمُ يَا ذَا الجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ
“Wahai Tuhan, Engkau-lah keselamatan dan dari Engkau-lah datang segala macam keselamatan. Wahai, Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia!”
Zikir yang lainnya ialah “Subhaanallaah dan Alhamdulillah masing-masing tiga puluh tiga kali dan Allahu Akbar tiga puluh empat kali. (Sunan at-Tirmidzi, Kitab ad- Da’waat, bab maa jaa-a fit tasbih wat takbir)
Zikir ini diriwayatkan bermacam-macam caranya, akan tetapi cara yang paling sahih adalah cara inilah. Zikir di waktu sesudah Shalat mempunyai martabat yang sangat tinggi. Pada waktu itu hendaknya perlu berzikir.
Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Dzikir Ilahi, Neratja Press, Jakarta, 2013, 43-45